Saturday 19 September 2015

Kalimat Efektif ( Bahasa Indonesia )


1.      Pengertian
Kalimat Efektif adalah kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain.
2.      Syarat Kalimat Efektif
a.       Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
b.      Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pemikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.
3.      Ciri-ciri kalimat Efektif


1)      Kesepadanan
Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsure gramatikal yaitu unsure subjek (S), predikat (P), objek (O), keterangan (K). di dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa.

Contoh 1:
Budi (S) pergi (P) ke kampus (KT).

Contoh 2 :
-Tomi pergi ke kampus, kemudian Tomi pergi ke perpustakaan. (tidak efektif)
-Tomi pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan. (efektif)

2)      Kecermatan dalam pemilihan dan penggunaan kata
Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan tafsiran ganda).

Contoh :
-Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah. (ambigu dan tidak efektif)
-Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah. (efektif)




3)      Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif, maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Hal ini dikarenakan, penggunaan kata yang berlebih akan mengaburkan maksud kalimat. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan untuk dapat melakukan penghematan, yaitu :
a)      Menghilangkan pengulangan subjek,
Contoh :
-Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (tidak efektif)
-Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)
b)      Menghindarkan pemakaian kesinoniman dalam satu kalimat.
Contoh :
-Dia sudah menunggumu sejak dari pagi. (tidak efektif)
-Dia sudah menunggumu sejak pagi. (efektif)

4)      Kelogisan
Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsure-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis.

Contoh :
-Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)
-Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)

5)      Kesatuan atau kepaduan
Kesatuan atau kepaduan disini maksudnya adalah kepaduan pertanyaan dalam kalimat itu, sehingga informasi yang disampaikan tidak pecah-pecah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan kepaduan kalimat, yaitu :
a)      Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.
Contoh :
-Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemausiaan itu. (tidak efektif)
-Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa kemanusiaan. (efektif)
b)      Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti ‘daripada’ atau ‘tentang’ antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Contoh :
-Makalah ini membahas tentang teknologi fiber optik. (tidak efektif)
-Makalah ini membahas teknologi fiber optik. (efektif)



6)      Keparalelan atau kesejajaran
Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, kedua juga menggunakan verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.
Contoh 1:
-Kakak menolong anak itu dengan dipapdhnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)
-Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)

Contoh 2 :
-Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak efektig)
-Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif)

7)      Ketegasan
Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok dari kalimat. Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa cara, yaitu :
a)      Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh 1:
-Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
-Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini. (ketegasan)

Contoh 2:
-Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan Negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
-Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya. (ketegasan)

b)      Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh :
-Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (salah)
-Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (benar)

c)      Melakukan pengulangan kata (repetisi)
Contoh :
Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat mengharukan.

d)     Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan
Contoh :
Anak itu bodoh, tetapi pintar.

e)      Mempergunakan partikel penekanan (penegasan), seperti : partikel -lah, -pun, dan –kah.
Contoh :
Dapat kah mereka mengerti maksud perkataanku? 
Dia lah yang harus bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas ini.

No comments:

Post a Comment